Friday 29 March 2019

Kualitas Pelayanan: Dimensi dan Cara Mengukurnya

Banyak aspek yang menjadi pertimbangan seorang konsumen untuk memilih salah satu toko yang menjual produk yang diinginkannya. Ketika pergi ke sebuah toko atau pusat perbelanjaan, seorang konsumen cenderung menjadi seorang yang pemilih, atau selalu memiliki pertimbangan-pertimbangan tersendiri sebelum memilih dan memutuskan untuk membeli sebuah produk. Seorang konsumen sengaja berkunjung ke sebuah toko tentunya memiliki tujuan untuk mendapatkan barang yang ia cari. Namun, aspek-aspek apakah yang seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam memilih salah satu dari toko-toko tersebut? Tentunya selain aspek harga dan ketersediaan barang, hal lain yang dicari konsumen adalah kualitas pelayanan toko.


Terdapat beberapa pertimbangan yang menjadi tolok ukur tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu barang. Ketika seorang konsumen telah menemukan produk yang diinginkannya, masih terdapat beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan. Seperti misalnya pertimbangan harga barang, kualitas barang, masa garansi, atau tentang tingkat kualitas pelayanan toko yang baik.


Kualitas pelayanan atau customer service ini dapat dibedakan ke dalam dua kriteria yaitu jenis kualitas pelayanan yang baik dan kualitas pelayanan yang buruk. Kualitas pelayanan ini bukanlah suatu hal yang permanen atau kaku, melainkan fleksibel dan dapat dirubah. Perubahan ini tentunya berupa peningkatan kualitas pelayanan agar semakin lebih baik lagi. Dalam proses perubahan kualitas pelayanan tersebut diperlukan beberapa hal untuk menunjang prosesnya. Misalnya survei atau observasi kepada pelanggan, termasuk didalamnya berupa masukan, pendapat maupun feedback tentang pelayanan yang telah diberikan.

Kualitas pelayanan ini dapat diartikan sebagai tingkat kepuasan tamu atau konsumen. Sedangkan tingkat kepuasan tamu ini sendiri dapat diperoleh dari perbandingan atas jenis pelayanan yang nyata diterima oleh konsumen dengan jenis pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Jenis kualitas pelayanan yang baik adalah jenis pelayanan yang memuaskan dan sesuai dengan pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Namun jika pelayanan ini dapat melampaui harapan konsumen, maka jenis kualitas pelayanan ini dapat dikategorikan sebagai pelayanan yang sangat berkualitas atau sangat memuaskan. Sedangkan jenis kualitas pelayanan yang buruk adalah jenis pelayanan yang berada jauh di bawah standar atau tidak sesuai dengan ekspekstasi pelayanan yang diharapkan oleh konsumen.

Kualitas pelayanan ini menjadi penting karena akan berdampak langsung pada citra perusahaan. Kualitas pelayanan yang baik akan menjadi sebuah keuntungan bagi perusahaan. Bagaimana tidak, jika suatu perusahaan sudah mendapat nilai positif di mata konsumen, maka konsumen tersebut akan memberikan feedback yang baik, serta bukan tidak mungkin akan menjadi pelanggan tetap atau repeat buyer. Maka dari itu, sangat penting untuk mempertimbangkan aspek kepuasan pelanggan terkait kualitas pelayanan yang diberikan. Jenis-jenis pelayanan yang dapat diberikan misalnya berupa kemudahan, kecepatan, kemampuan, dan keramahtamahan yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan langsung kepada konsumen.


 



ILUSTRASI DEFINISI KUALITAS PELAYANAN (SAMUEL/UCEO) 
DEFINISI KUALITAS PELAYANAN 
Berikut ini terdapat beberapa definisi kualitas pelayanan yang disampaikan oleh beberapa tokoh. Definisi-definisi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kualitas pelayanan menurut J Supranto

Menurut Supranto, kualitas pelayanan adalah sebuah hasil yang harus dicapai dan dilakukan dengan sebuah tindakan. Namun tindakan tersebut tidak berwujud dan mudah hilang, namun dapat dirasakan dan diingat. Dampaknya adalah konsumen dapat lebih aktif dalam proses mengkonsumsi produk dan jasa suatu perusahaan.

2. Kualitas pelayanan menurut Fandy Tjiptono

Menurut Tjiptono, kualitas pelayanan adalah suatu keadaan dinamis yang berkaitan erat dengan produk, jasa, sumber daya manusia, serta proses dan lingkungan yang setidaknya dapat memenuhi atau malah dapat melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan. Menurut Tjiptono, definisi kualitas pelayanan ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang dibarengi dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaiannya agar dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan tersebut. Dalam kualitas pelayanan yang baik, terdapat beberapa jenis kriteria pelayanan, antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Ketepatan waktu pelayanan, termasuk didalamnya waktu untuk menunggu selama transaksi maupun proses pembayaran.
  2. Akurasi pelayanan, yaitu meminimalkan kesalahan dalam pelayanan maupun transaksi.
  3. Sopan santun dan keramahan ketika memberikan pelayanan.
  4. Kemudahan mendapatkan pelayanan, yaitu seperti tersedianya sumber daya manusia untuk membantu melayani konsumen, serta fasilitas pendukung seperti komputer untuk mencari ketersediaan suatu produk.
  5. Kenyaman konsumen, yaitu seperti lokasi, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman, aspek kebersihan, ketersediaan informasi, dan lain sebagainya.

3. Kualitas pelayanan menurut Wyckof

Menurut Wyckof, kualitas pelayanan adalah sebuah tingkat keunggulan yang diharapkan, serta berkaitan dengan hal itu adalah tindakan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi harapan konsumen. Wyckof melihat kualitas pelayanan tidak dipandang berdasarkan sudut pandang produsen melainkan dari persepsi orang yang menerima pelayanan. Hal ini karena konsumen yang merasakan dan mengkonsumsi pelayanan yang diberikan tersebut, sehingga konsumen mampu menilai dan menentukan kualitas pelayanan. Dengan demikian maka kualitas pelayanan yang baik maupun buruk tergantung pada konsistensi kemampuan produsen dalam memenuhi harapan para konsumennya.

4. Kualitas pelayanan menurut Ratminto dan Atik

Menurut Ratminto dan Atik, tolok ukur keberhasilan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Sedangkan tingkat kepuasan penerima layanan ini akan dapat diperoleh apabila seorang penerima layanan tersebut mendapatkan jenis pelayanan sesuai dengan yang mereka harapkan dan butuhkan. Dengan demikian maka kebutuhan penerima layanan harus sebisa mungkin dipenuhi agar diperoleh kepuasan.

5. Kualitas pelayanan menurut Philip Kotler

Menurut Kotler, kualitas pelayanan adalah sebuah kinerja yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain. Kinerja ini dapat berupa tindakan yang tidak berwujud serta tidak berakibat pada kepemilikan barang apapun dan terhadap siapapun. Poin utamanya adalah pelayanan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang penjual kepada pembeli / konsumennya demi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perilaku tersebut bertujuan pada tercapainya kepuasan pelanggan itu sendiri. Sebuah pelayanan dapat dilakukan pada saat konsumen memilih produk maupun setelah selesai melakukan transaksi pembelian produk. Kualitas pelayanan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi perusahaan karena akan menjadi pelanggan yang royal dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

DIMENSI KUALITAS PELAYANAN

Kualitas pelayanan memiliki beberapa dimensi atau unsur kualitas pelayanan. Unsur-unsur kualitas pelayanan merupakan hasil temuan penelitian dari teori kualitas pelayanan yang disampaikan oleh A. Pasuraman. Sebagai salah satu tokoh pionir dalam pengukuran kualitas pelayanan, Pasuraman mencetuskan dimensi servqual. Dimensi ini dibuat untuk mengukur kualitas pelayanan dengan menggunakan suatu kuisioner. Teknik servqual dapat mengetahui seberapa besar jarak harapan pelanggan dengan ekspektasi pelanggan terhadap pelayanan yang diterima. Servqual memiliki 5 dimensi, diantaranya adalah :

1. Tangibles

Tangibles adalah bukti konkret kemampuan suatu perusahaan untuk menampilkan yang terbaik bagi pelanggan. Baik dari sisi fisik tampilan bangunan, fasilitas, perlengkapan teknologi pendukung, hingga penampilan karyawan.

2. Reliability

Reliability adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen terkait kecepatan, ketepatan waktu, tidak ada kesalahan, sikap simpatik, dan lain sebagainya.

3. Responsiveness

Responsiveness adalah tanggap memberikan pelayanan yang cepat atau responsif serta diiringi dengan cara penyampaian yang jelas dan mudah dimengerti.

4. Assurance

Assurance  adalah jaminan dan kepastian yang diperoleh dari sikap sopan santun karyawan, komunikasi yang baik, dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya pelanggan.

5. Empathy

Empathy adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengetahui keinginan konsumen secara akurat dan spesifik.

 KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

Kualitas pelayanan tidak hanya diharapkan dan dinilai dari perusahaan-perusahaan yang menjual produk yang diinginkan. Salah satu tempat yang memerlukan perhatian terkait kualitas pelayanannya adalah instansi pemerintahan. Kerap kali kita mengeluh tentang pelayanan di instansi pemerintahan yang cenderung kurang atau tidak memenuhi kriteria yang diharapkan. Namun pada dasarnya standar kualitas pelayanan di instansi pemerintahan telah memiliki standar-standar tersendiri yang harus dipenuhi.
Beberapa pelayanan yang kerap harus diperhatikan untuk pelayanan masyarakat diantaranya adalah di bidang kualitas pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan jasa, kualitas pelayanan prima, kualitas pelayanan hotel, kualitas pelayanan akademik, dan kualitas pelayanan bank. Beberapa instansi seperti rumah sakit, bank, hotel, dan universitas, memiliki standar kualitas pelayanan masing-masing. Namun umumnya masyarakat juga memiliki penilaian dan harapan kualitas pelayanan tersendiri dari masing-masing instansi tersebut.

Kualitas pelayanan menurut harapan pelanggan

Menurut Valarie Zeithaml dan Mary Bitner, tingkatan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Desired service

Tingkatan ini adalah harapan pelanggan terkait pelayanan yang diinginkan, yaitu kepercayaan pelanggan tentang pelayanan yang diterima dengan pelayanan yang seharusnya diterima.

2. Adequate service

Tingkatan ini adalah ketika pelanggan menerima pelayanan, hal ini juga berkaitan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan pelayanan dari pelanggan tersebut.

CARA MENGUKUR KUALITAS PELAYANAN

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, di antaranya adalah dengan melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan yang dilakukan secara berkala. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan umpan balik dari pelanggan

Banyak cara yang dapat dilakukuan untuk mendapatkan feedback dari pelanggan, diantaranya seperti mengadakan survei kepada pelanggan, dan  follow up kepada pelanggan setelah memberikan pelayanan, cara ini dapat dilakukan melalui email. Cara lainnya adalah uji coba produk kepada pelanggan, aktif di sosial media, memberikan diskon atau benefit lain kepada pelanggan atas penghargaan masukan yang telah diberikan, serta memanfaatkan teknologi untuk memantau perkembangan usaha seperti melalui website, google analytics, dan lain sebagainya.

2. Melakukan evaluasi perusahaan

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi diantaranya adalah melalui survei dengan cara berfokus pada hal-hal yang paling penting untuk diketahui. Survei dapat dilakukan untuk mengetahui rasa empati atau kepedulian kepada pelanggan, mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan terkait kehandalan dan cepat tanggap, serta mengetahui pelayanan dan kualitas produk berdasarkan pengalaman konsumen secara langsung seperti fungsi produk, tingkat kebersihan, penampilan karwayan, dan lain sebagainya.

3. Memperbaiki pelayanan perusahaan

Memperbaiki kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara memberikan standar pelayanan perusahaan yang jelas kepada karyawan, melatih karyawan agar menjadi seseorang yang bertanggung jawab, cepat tanggap, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Jika memungkinkan, dapat dengan memberikan bonus kepada karyawan yang berprestasi. Selain itu, memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam menyampaikan masukannya adalah hal yang perlu untuk dilakukan. Namun akan lebih baik apabila semua usaha perbaikan kualitas pelayanan perusahaan ini agar dilakukan secara berkelanjutan.

4 Komponen Dasar Analisis SWOT

  • Strength (Kekuatan) atau disingkat dengan “S”, yaitu karakteristik organisasi ataupun proyek yang memberikan kelebihan / keuntungan dibandingkan dengan yang lainnya.
  • Weakness (Kelemahan) atau disingkat dengan “W”, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kelemahan pada organisasi ataupun proyek dibandingkan dengan yang lainnya.
  • Opportunities (Peluang) atau disingkat dengan “O”, yaitu Peluang yang dapat dimanfaatkan bagi organisasi ataupun proyek untuk dapat berkembang di kemudian hari.
  • Threats (Ancaman) atau disingkat dengan “T”, yaitu Ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi ataupun proyek yang dapat menghambat  perkembangannya.
Dari keempat komponen dasar tersebut, Strength (kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) adalah faktor internal organisasi/proyek itu sendiri, sedangkan Oppoturnities (Peluang) dan Threats (Ancaman) merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan organisasi ataupun proyek. Oleh karena itu, Analisis SWOT juga sering disebut dengan Analisis Internal-Eksternal (Internal-External Analisis) dan Matriks SWOT juga sering dikenal dengan Matrix IE (IE Matrix).

Cara Menggunakan Analisis SWOT

Untuk melakukan Analisis SWOT, kita perlu membuat beberapa pertanyaan dan menjawabnya sendiri seperti contoh-contoh berikut ini :

Strength (Kekuatan)

  • Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi ?
  • Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya?
  • Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi ?
  • Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan ?
  • Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelebihan ?

Weakness (Kelemahan)

  • Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi ?
  • Apa yang harus dihindari oleh organisasi ?
  • Faktorapa yang menyebabkan kehilangan penjualan ?
  • Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelemahan organisasi kita ?
  • Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari organisasi kita ?

Opportunities (Peluang)

  • Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
  • Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita ?

Threats (Ancaman)

  • Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ?
  • Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi ?
  • Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan ancaman bagi organisasi ?
  • Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam perkembangan organisasi ?

Faktor yang Mempengaruhi Analisis SWOT

Faktor-faktor yang mempengaruhi keempat komponen dasar Analisis SWOT diantaranya adalah :

Faktor Internal (Strength dan Weakness)

  • Sumber daya yang dimiliki
  • Keuangan atau Finansial
  • Kelebihan atau kelemahan internal organisasi
  • Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal)

Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)

  • Tren
  • Budaya, Sosial Politik, Ideologi, perekonomian
  • Sumber-sumber permodalan
  • Peraturan Pemerintah
  • Perkembangan Teknologi
  • Peristiwa-peristiwa yang terjadi
  • Lingkungan

 

Contoh Analisis SWOT

Berikut ini adalah contoh sederhana dalam melakukanAnalisis SWOT dalam suatu mengevaluasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman suatu perusahaan.

Strength (Kekuatan)

  • Kami dapat merespon dengan cepat setiap permintaan pelanggan tanpa harus melalui birokrasi yang panjang.
  • Kami memiliki biaya overhead yang rendah, sehingga dapat memberikan tawaran harga yang paling baik bagi pelanggan kami.
  • Kami sangat memperhatikan setiap permintaan dan kebutuhan pelanggan.
  • Kami sangat fleksibel dalam menangani setiap kasus dan permintaan pelanggan.
  • Kami memiliki reputasi yang baik pada market yang tekuni.

Weakness (Kelemahan)

  • Staff kami masih memiliki kemampuan yang rendah dibidang-bidang tertentu.
  • Perusahaan kami memiliki keterbatasan dalam permodalan.
  • Cash flow kadang-kadang tidak lancar.
  • Lokasi kantor yang letaknya di tempat yang kurang strategis.

Opportunities (Peluang)

  • Sektor yang kami tekun ini sedang mengalami kenaikan
  • Pemerintah sangat mendukung perusahaan lokal seperti kami

Threats (Ancaman)

  • Perkembangan Teknologi yang cepat di market ini yang berada di luar kemampuan kami akan menyebabkan kami terlambat dalam mengadopsinya.
  • Perubahan strategi pesaing dapat mengancam posisi kami di market.
  • Kurangnya minat perbankan dalam membiayai pendanaan untuk industri yang kami tekuni saat ini.
  diambil dari : https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-analisis-swot/

10 Cara untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan

1. Memberikan Lingkungan Kerja yang baik untuk melakukan pekerjaan.
Beberapa ahli sumber daya manusia (SDM) mengatakan bahwa Lingkungan Kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas Karyawan. Lingkungan kerja yang dimaksud disini dapat berupa fasilitas kerja, suasana kerja seperti kebisingan, suhu ruangan, sirkulasi udara, warna, bau serta keamanan dan keselamatan kerja.
2. Memberikan pelatihan yang cukup kepada Karyawan.
Pelatihan ataupun Training akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam bekerja. Dengan demikian, karyawan kita juga dapat melakukan pekerjaan secara professional dan semangat dalam bekerja juga dapat ditingkatkan.


3. Jangan berhemat pada mesin dan peralatan kerja.
Berikanlah karyawan kita mesin ataupun peralatan kerja yang tepat dalam melakukan pekerjaannya sehingga tugas yang dilakukan dapat dikerjakan secara efisien dan efektif.
4. Meyakinkan mereka bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
 Mendorong mereka untuk mencari solusi sendiri terlebih dahulu. Jika benar-benar perlu bantuan, kita baru memberikan bantuan kepada mereka dalam menyelesaikan masalah. Berikan mereka tantangan dan ruang gerak yang lebih besar dalam bekerja.
5. Meyakinkan mereka bahwa kita selalu mendukung mereka dalam melakukan pekerjaannya. Menyakinkan mereka bahwa mereka tidak kerja sendirian, kita selalu berada di belakang mereka dan siap memberikan arahan yang tepat kepada mereka.
6. Tentukan Tujuan dan Target yang Jelas.
Setiap Karyawan perlu mengetahui apa yang kita inginkan dari mereka. Dengan demikian, kepuasan kerja akan timbul pada saat Tujuan ataupun Target yang kita tentukan tersebut tercapai.  Tentukanlah Tujuan ataupun Target yang realistis dan yang dapat dicapai. Silakan baca artikel : Menentukan Target dengan prinsip SMART Goal.
7. Dengarkan mereka.
 Kita perlu melakukan pertemuan singkat minimal setiap minggu sekali untuk melakukan pertukaran pikiran dengan karyawan ataupun bawahan kita. Dengan demikian kita dapat mengetahui apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka harapkan dari perusahaan. Mungkin kita juga bisa mendapatkan ide-ide yang luar biasa dari pertemuan singkat tersebut.
8. Jangan pelit memberikan pujian.
Setiap orang senang mendengarkan pujian. Kata-kata pujian yang tepat akan memberikan semangat kerja dan memotivasi mereka melakukan tugas menjadi lebih baik lagi. Beberapa kata yang sederhana akan membuat mereka lebih bersemangat dalam bekerja, contohnya “anda telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik sesuai dengan harapan saya”, “saya tidak salah meletakan kamu di posisi ini, you are the right man in the right place”, “Anda telah membantu meringankan beban pekerjaan saya” dan lain sebagainya.
9. Merayakan keberhasilan.
Saya sering melakukan hal ini, setiap Team produksi yang mencapai target yang saya tentukan, saya selalu membelikan permen maupun coklat untuk Team produksi tersebut. Dalam setahun, jika target profit perusahaan dapat tercapai, perusahaan kami akan memberikan dana yang cukup untuk melakukan outbond maupun rekreasi ke pantai.
10. Memberikan penghargaan secara Finansial.
Memberikan Bonus kepada karyawan merupakan hal yang baik, tetapi perlu diingat bahwa karyawan yang berharap terlalu tinggi terhadap Bonus akan menyebabkan mereka cepat putus asa, hidup tegang dan kurang bahagia. Oleh karena itu, kita perlu selalu mengarahkan mereka untuk tidak terlalu melihat “jumlah” Bonus yang didapat tetapi menganggap Bonus sebagai bentuk apreasiasi perusahaan terhadap kinerja dan produktivitas yang dicapai oleh mereka.

sumber : https://ilmumanajemenindustri.com/10-cara-untuk-meningkatkan-produktivitas-kerja-karyawan/

Thursday 21 March 2019

Mengapa Anda Perlu Website untuk Meningkatkan Penjualan Kamar Hotel Anda

Meningkatkan penjualan kamar hotel mungkin bukan hal yang mudah. Persaingan dunia hospitalitas yang kian ketat membuat kebanyakan hotel kesulitan untuk menjual kamar hotel mereka. Tidak hanya masalah perubahan pada tren berwisata, perkembangan teknologi juga menjadi alasan mengapa meningkatkan penjualan kamar hotel menjadi kian sulit.
Bayangkan saja jika Anda harus berkompetisi dengan online travel agent (OTA) yang menghabiskan dana milyaran rupiah untuk beriklan di berbagai media. terdengar sangat sulit, bukan?
Menjamurnya distribusi hotel melalui OTA bukannya tanpa alasan. Faktor kemudahan menjadi salah satu alasan mengapa banyak hotel yang bergantung pada OTA untuk memasarkan kamarnya. Namun demikian, bukan berarti Anda harus 100% tergantung pada OTA. Dalam artikel ini, Caption akan membahas salah satu sarana yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan penjualan kamar hotel Anda, yaitu website. Lalu, apa sebenarnya website hotel itu sendiri?

Bagaimana cara kerja website hotel?

Jika Anda masih ragu mengapa website bisa menjadi sarana Anda untuk meningkatkan penjualan kamar hotel, tahan dulu rasa keingintahuan Anda. Kita harus memahami terlebih dahulu; bagaimana cara kerja dari suatu website hotel. Pada dasarnya, website hotel tidak jauh berbeda dengan website pada umumnya. Dalam hal ini, website secara umum berfungsi sebagai media informasi dari hotel kepada calon konsumen yang berada di luar sana. Website bisa menjembatani rasa penasaran calon konsumen Anda di luar sana terhadap properti Anda.
Dengan adanya website ini, diharapkan bahwa calon konsumen akan semakin yakin dan percaya untuk melakukan reservasi di hotel Anda. Website hotel bisa berisi hal-hal dasar seperti informasi lokasi hotel, tipe kamar dan informasi kontak. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan fungsi reservasi pada website hotel Anda dengan bantuan booking engine. Booking engine pada dasarnya adalah suatu sistem yang memungkinkan konsumen untuk melakukan reservasi secara langsung melalui website hotel Anda. Bentuk dan desain booking engine sendiri bermacam-macam dan tergantung dari developer pengembangnya, namun secara garis besar fungsinya adalah sebagai mesin reservasi bagi konsumen Anda.

Mengapa website?

Setelah memahami apa itu website hotel, kini saatnya kita beralih ke pembahasan mengenai bagaimana menggunakan website untuk meningkatkan penjualan kamar hotel Anda. Anda bisa mencari banyak contoh promosi hotel yang tersedia di internet, namun belum banyak yang membahas mengenai bagaimana menggunakan website untuk mendorong penjualan. Jika Anda bisa menggunakan website sebagai salah satu strategi promosi hotel Anda, bukan tidak mungkin bahwa Anda bisa meningkatkan pendapatan hotel Anda.

Bebas berekspresi

Berbeda dengan OTA yang memiliki berbagai aturan, website pribadi memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi Anda untuk berekspresi.
Anda bisa mendesain website Anda agar sesuai dengan branding dari hotel Anda sendiri. Jika hotel Anda memiliki konsep seni misalnya, Anda bisa mendesain website hotel Anda agar sesuai dengan konsep tersebut. Selain itu, Anda juga tidak terikat dengan jumlah karakter pada konten atau jumlah foto maksimal; Anda bebas mengisi website Anda dengan konten apapun yang menurut Anda menarik. Hal ini tentu akan menguntungkan Anda karena semakin banyak informasi yang dapat Anda bagikan kepada calon konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi mereka untuk memilih hotel Anda sebagai tempat menginap, bukan?

Reservasi langsung = bebas rate parity

Alasan utama mengapa memiliki website bisa menjadi salah satu cara bagi Anda untuk meningkatkan penjualan kamar hotel adalah karena fleksibilitas yang Anda miliki dalam mengatur harga. Anda tidak terikat dengan ketentuan rate parity yang mengharuskan Anda untuk memasang harga yang sama di semua OTA; Anda bisa memasang harga termurah di website Anda dan mendorong konsumen untuk melakukan reservasi secara langsung melalui website Anda. Selain itu, Anda juga tidak perlu membayar komisi pada siapapun dengan reservasi langsung melalui website Anda sendiri. Kabar baik untuk pendapatan hotel Anda!

Program loyalti bisa mendorong pelanggan untuk reservasi

Alasan lain mengapa website bisa membantu Anda meningkatkan penjualan kamar adalah karena Anda bisa menggunakan program loyalti pada website Anda.
Program ini umumnya ada pula pada beberapa OTA dan memiliki tujuan untuk mendorong konsumen agar semakin sering melakukan transaksi untuk mengumpulkan poin. Daripada memberikan poin pada konsumen melalui program loyalitas di OTA (dan mereka tentunya akan menggunakannya untuk menginap di hotel lain), Anda bisa melakukannya sendiri. Anda bisa menggunakan program ini di website Anda dan mendorong konsumen untuk mengumpulkan poin yang bisa ditukar dengan keuntungan-keuntungan tertentu.

Mode bilingual bisa menjangkau wisatawan mancanegara

Keuntungan lain dari menggunakan website untuk distribusi adalah jangkauannya yang luas.
Anda bisa memanfaatkan website untuk menjangkau lebih banyak konsumen dan mendatangkan lebih banyak reservasi ke hotel Anda. Caranya mudah; tambahkan mode bilingual ke website Anda. Hal ini tidak hanya akan membuat wisatawan mancanegara lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai hotel Anda; kemungkinan mereka untuk melakukan reservasi pun menjadi lebih besar. Ini mungkin salah satu contoh strategi pemasaran hotel yang unik, namun tetap patut dicoba, bukan?

Koneksi dengan sosial media untuk jangkauan lebih luas

Fleksibilitas yang diberikan oleh website salah satunya adalah kemampuannya untuk terkoneksi dengan sosial media.
Perkembangan penggunaan sosial media yang semakin meningkat bisa menjadi sarana Anda untuk meningkatkan penjualan kamar hotel dengan menghubungkan website ke sosial media hotel Anda. Hal ini tentu akan menambahkan jangkauan pasar menjadi semakin luas dan potensi pemasaran hotel Anda pun semakin besar. Anda bisa menggunakan sosial media sebagai media promosi lalu menggiring mereka untuk mengunjungi website Anda untuk melakukan reservasi.

Promo khusus untuk reservasi via website

Memiliki website sendiri memberikan keleluasaan bagi Anda untuk mengatur promosi. Anda bisa mencoba membuat promosi khusus untuk reservasi via website agar konsumen lebih memilih reservasi melalui website daripada OTA. Sebagai contoh, Anda bisa memberikan fasilitas breakfast gratis bagi tamu yang melakukan reservasi melalui website. Jika mereka melihat keuntungan ini, tentunya mereka akan lebih memilih untuk melakukan reservasi langsung ke website Anda, bukan?
Dan tentu, ini berarti lebih banyak pendapatan bebas komisi bagi hotel Anda.
Perkembangan industri hotel di masa kini harus disikapi dengan bijak. Anda tidak perlu takut bahwa hotel Anda akan kalah saing dengan kompetitor karena pada dasarnya semua hotel memiliki sisi unik mereka sendiri. Hal ini tergantung kepada Anda untuk memperlihatkan sisi unik tersebut kepada konsumen. Dalam hal ini, website bisa menjadi sarana yang tepat untuk memperlihatkan sisi unik dari properti Anda kepada dunia. Jadi tunggu apalagi? Siapkah Anda untuk memiliki website hotel Anda sendiri?

sumber : https://blog.captionhospitality.com/blog/mengapa-anda-perlu-website-untuk-meningkatkan-penjualan-kamar-hotel-anda/

Candidate yg sdg Anda interview adalah "The Rising Star Talent" ?

https://www.linkedin.com/hp/update/6258640793737756672 https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:activity:6259751321499471872/
https://www.linkedin.com/hp/update/6258640793737756672
cara anda mengenali bahwa candidate yg sdg anda interview adalah "The Rising Star Talent"

1. sosial media kandidat dirasa perlu utk di cek, disitu kita bs lihat kepribadian, keahlian, perilaku dsb. 2. saat itu saudara sy jg interview utk bagian marketing, sy turut buat soalnya....perbedaan antara marketing dan sales...kbanyakan psti mnjawab " sama2 Menjual/menawarkan, beda bidang namun 1 kegiatan yg sama". disini banyak yg trjebak, jwbannya benar, tapi terjebak. 3. sdikit demo utk dipraktekan scara lgsung saat interview 4. test ide dan kreatifitasnya, bagaimana memajukan perusahaan klau memang sdh mengenal Compro perusahaan

si kandidat memikili konsep yg jelas, terarah dan terukur.

candidate harus bisa menyampaikan action plannya terhadap perusahaan tersebut... terlepas nantinya menyesuaikan medan yg ada dpt diimplementasikan atau tidak.... seorang yg kreatif dengan ide2 tidak perlu melihat sesuatu dalam waktu yg lama, jika dia kreatif maka dia akan mampu scanning dan screening perusahaan itu seperti apa... dan bisa memberikan masukan kontribusi apa yg akan dia berikan sebagai jaminan dengan target yang bahkan bisa ditentukan dalam jangka waktu tertentu bahkan oleh si candidate itu sdri, tdk lah Managrment....

reference check is the best tool for interviewer..

sebuah subject menarik dan susah di temukan tolak ukur nya, walaupun temen2 di HR pasti punya dan pernah mempelajari kriteria nya, akan tetapi seringkali hasilnya masih bisa diperdebatkan, kita bisa membatasinya dari sudut pandang mana kita melihat object tersebut..pengalaman berinteraksi sosial pun terkadang masih bisa menyesatkan...tapi kembali ke pokok permasalahan...setelah semua kriteria di analisa, biasanya pengambil keputusan akhir lah yang paling berpengaruh...disini dia akan menggunakan analisa data dan analisa fisik ( penglihatannya )...dan terakhir dia akan menggunakan hati nya ....


kalau saya..saya akan berikan study kasus..saya minta kandidat meluhat properry kita..lalu kira2 apa yg akan dia lakukan, ide apa atau action plan yg akan dia lakukan..tdk perlu byk2..2 plan saja cukup dan how to do it..dari hal itu akan terlihat bgmn quick actionnya dia,unnovasi dan kreativitynya..how to implemen penting sekali ..krn byk yg bisa memberi ide tp tdk tau bgmn mengimolementasikan ide nya..:)

Sepertinya harus efektif dalam 3 tahapan proses seleksinya; saat mempelajari kandidat tersebut, saat wawancara, dan saat check references. Dihubungkan dengan Nilai-Nilai Inti Perusahaan & Employee Specification, kita dapat melihat apakah kandidat tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Memang lebih pas apabila kita menggunakan Competency-Base interview. Karena dengan demikian kita dapat lebih memahami attitude (personal atribute) , skill, knowledge yang sesuai dengan yang diharapkan oleh Perusahaan. Dengan demikian akan memperkecil intuisi (subyektivitas) dan mempertajam obyektivitas. Hanya saja yang sering terjadi "People will do business with the people they love."... ujung-ujungnya adalah apakah kandidat yang ada satu frekuensi dengan tim penentu.

Perlu ketelitian dalam proses awal mulai dari pengecekan CV dan sepak terjang sicalon atau experiencenya, attitude saat datang dan saat interview, kemampuan dalam menjawab setiap pertanyaan yang kita berikan dan penguasaan bidang yang akan sicalon lamar. Dan gak kalah penting social activitiesnya dn family realtionshipsnya juga perlu menjadi pertimbangan karena setiap karyawan nantinya akan sllu menjadi image buat perusahaan itu sendiri.

1. Fact Finding 2. Competency saat ini vs competency atas posisi yang ditawarkan 3. Behavioral Based dengan melihat perilaku bagaimana menghadapi situasi-situasi sulit dalam posisi yang dimiliki saat ini dan posisi yang ditawarkan. 4. Motivational based question untuk melihat motivasi kenapa ingin bergabung dan apa visi dan misi mereka dalam menempati posisi yang ditawarkan 5. 360 Degree reference check yang meliputi: personality, attitude, performa kerja, customer focused, dan lain-lain.

IQ or EQ jika EQ > Pengertian EQ ( Emotional Quotient ) Kecerdasan emonisional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain, dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.         

IQ dan pada saat interview perlu di cek apakah nilai/prinsip hidupnya sesuai dengan nilai2 perusahaan

1. wawasan seputar pekerjaan yang akan dilamar dan wawasan umum 2. fast response terhadap pertanyaan kita namun menjawab sesuai kerangka yang kita tanyakan 3. pertanyaan seputar pekerjaan yang akan dilamarnya.

.cukup siapkan 3 tingkat case studi. normal di level 1, jika mampu menawarkan solusi naikkan ke level 2. kalau masih bisa menawarkan solusi lagi naikkan ke studi case level 3. kita bisa lihat caranya bicara, menawarkan solusi, eye contact, kegigihan dsb.

Gampang saja pak, bapak bisa lihat saja dari gesture tubuhnya, jika calon kandidat itu bohong, terkadang bola mata berputar terus keatas memikirkan jawaban apa yang pantas atas pertanyaan bapak yang sudah dilontarkan pada saat interview, skill dan kemampuan yang dia punya, bisa dilihat dari knowledge, experience dalam bekerja, lebih memprioritaskan kwajiban sebagai karyawan dibandingkan dengan ego dirinya sendiri, mampu memposisikan sebagai karyawan yang memiliki etos kerja yang baik dibandingkan dengan kandidat lainnya.


First impression dan chemistry 2. CV and also experiences through CV 3. Back to the company and user needs

kita tdk pernah bisa tau dr sekedar cara ngomong utk interview.. tp di coba utk 1 minggu di dpn.. itu sdh keliatan potensi apa bisa di lnjut atau di cut. cara tatap mata aja sdh keliatan klau org itu criteria org bgaimana. lbh detail di coba utk 1 minggu alias magang utk bantuan.

eorang HRD yg punya basic psikologi + pengalaman cukup + " indra ke enam" ( wah kayak dukun )... biasanya pd saat interview, mengorek data kandidat, akan langsung dgn sendirinya bisa merasakan "aura" nya kandidat tsb... akan menjadi rising star talent ato hanya biasa2 saja, ato bahkan tdk masuk pilihan... dr sgala aspek pasti dilihat,dan hasilnya biasanya akurat... sy sendiri biasanya lbih dr 95% cocok dgn prediksi...selebihnya kembali ke Tuhan & kandidatnya sendiri, serta kita sebagai atasan dlm membimbing dan mengarahkan... Rising Star skalipun, tanpa bimbingan ataupun kesempatan2 bgus yg diberikan ke ybs, tentu bakalan mandul jg...