Wednesday, 7 February 2018
Paket Valentine dan Tahun Baru Imlek di The Excelton February 2018
Saturday, 3 February 2018
Tuesday, 30 January 2018
Mimpi ketemu Pak Jokowi
Semalem mimpi ketemu Pak Jokowi. Jadi ceritanya aku nekat coba nelp Pak Jokowi, ternyata diangkat sama beliau. Terus saya bilang. Pak kalo ke Palembang mampir dong ke rumah saya. Dan ternyata ketika Pak Jokowi ke Palembanh, dia beneran mampir ke rumah. Padahal dalam mimpi saya tuh jalanan rumah saya tuh becek, dan kotor. Terus saya senengggg banget sampe photo2 terus sama Beliau. Tapi beliau gak marah. Cuma paspampresnya aja yg misuh2 xixixi. Kayak nyataaaaa banget. Ya Allah pengen banget duduk bareng sm Pak Jokowi ngobrol soal bangsa ini dll. Apa ini masih effect The Excelton diinepin sama Beliau yaaa jadi sampe ke bawa mimpi hihiji. Mudah2an next visit dia ke Excelton lagi nginepnya.
I love u full Pak Jokowi. My president. 2 periode
Tuesday, 16 January 2018
Partai Anti Islam
Di Jatim Mereka Gagal
Ceritanya mau bikin gerakan menggembosi partai anti-Islam. Emang ada gitu partai anti-Islam? Kagak. Itu pan suka-sukanya mereka aja. Prinsip mereka, aku adalah Islam. Jadi, apapun kehendakku adalah kehendak Islam. Siapapun yang kumusuhi, itu adalah musuh Islam.
Jadi ceritanya, mereka bikin definisi bahwa partai-partai penolak UU Ormas adalah pendukung Islam. Tentu saja kita harus berpikir sambil ngeden dengan keras, bagaimana ceritanya Gerindra itu bisa disebut pendukung Islam. Pokoknya gitu deh.
Skenarionya, jangan dukung calon yang didukung oleh partai-partai anti-Islam. Artinya, dukunglah calon yang didukung oleh PKS, PAN, dan Gerindra.
Eh, ternyata ketiga partai itu gagal mendapat calon sendiri. PKS dan Gerindra bergabung mendukung Gus Ipul, yang juga didukung oleh PDIP. Ini partai yang selama ini mereka tuduh anti Islam, bahkan PKI. Kok malah PKS bergabung ke situ?
Ya itulah politik. Khususnya politik Indonesia, yang ideologinya adalah kekuasaan. Pokoknya menang.
Orang-orang ini pun sadar, mereka juga berpilitik kok. Cuma mereka tidak dari partai. Mereka sadar realitas politik itu. Mereka membangun jargon itu untuk membodohi orang-orang. Siapa? Yang bodoh dan mau dibodohi.
HASAN ABDURAHMAN
Monday, 1 January 2018
Sunday, 31 December 2017
Pribumi dan Non Pribumi
MASALAH PRIBUMI DAN NON PRIBUMI
Ini adalah soal orang-orang yang merasa bahwa Islam dan kaum muslim masih dipinggirkan, dizolimi. Ini adalah soal orang-orang yang menganggap orang Kristen itu musuh. Ini adalah soal orang-orang yang menganggap Indonesia sedang dan akan dikuasai Cina.
Soal Islam yang dipinggirkan, sebenarnya umat Islam itu kurang apa sih? Kementerian Agama itu hampir 100% kegiatannya melayani kebutuhan umat Islam. Lalu ada pengadilan agama, yang khusus melayani umat Islam. Ada badan amil zakat, juga untuk umat Islam.
Tahu nggak bahwa anggaran Kementerian Agama itu sebesar 62 T, nomor 3 terbersar, setelah Kementerian Pertahanan dan Kementerian PUPR? Untuk apa? Sebagian besarnya dinikmati umat Islam.
Jadi apa yang kurang? Yang kurang adalah rasa terima kasih kepada negara dan pemerintah.
Masih ada orang Islam yang belum puas kalau negara ini tidak ditata sesuai kehendak mereka. Mereka ingin pakai aturan Islam, semua dipegang orang Islam, yang non muslim jangan menonjol. Mereka tidak ingin hidup saja, tapi mereka ingin menguasai.
Lalu, ini juga soal orang-orang yang menganggap Kristen itu adalah musuh. Mereka meyakini bahwa Kristen tidak akan pernah diam, sampai mereka menguasai umat Islam. ( QS Tak henti2nya Nasrani mempengaruhi kamu spy mengikuti mrk ).
Apa salah orang Kristen? Mereka menzalimi umat Islam. Kapan? Itu waktu Perang Salib? Ha? Itu perang antara orang Arab dengan orang Eropa. Kenapa kita ikut? Mereka, orang-orang Arab itu tidak pernah peduli dengan sejarah kita, kok.
Tapi, itu penjajah Belanda kan Kristen? Oh ya? Kalau penjajah Jepang itu apa? Tahu tidak, Turki itu juga menjajah Arab. Muslim menjajah muslim. Kau menyebutnya khilafah islamiyah. Prinsipnya imperium besar, seperti gagasan yang Asia Raya yang dibawa Jepang. Bedanya, Jepang tidak menjual Tuhan mereka pada kita, atau jualan Tuhannya tidak laku.
Karena merasa terjajah itulah negara-negara Arab kemudian memberontak terhadap Turki, lalu memerdekakan diri.
Penjajahan itu soal suatu bangsa ingin menguasai bangsa lain. Ia tidak membawa kepentingan agama. Ingat, orang-orang Kristen juga berjuang melawan penjajah, untuk memerdekakan diri bgtu jg org Tionghoa.
Cina menguasai ekonomi, kata mereka. Eh, ada Bakrie, Chairul Tanjung, Kalla, dan masih banyak lagi. Mereka bukan Cina, tapi juga menguasai ekonomi. Jadi, siapa yang menguasai ekonomi? Yang bekerja keras.
Pada akhirnya, ini adalah soal orang-orang yang tidak bernalar dengan benar. Tidak paham agama, tidak paham sejarah, tidak berpikir. Bahkan juga tidak bekerja. Orang-orang yang kalah dalam persaingan kehidupan, lalu sibuk menyalahkan orang lain.
Saat orang-orang bekerja, mereka berdemo. Lha, kapan kau akan menguasai ekonomi kalau kau tidak bekerja.
Jadi muslim disurupi 3 Syetan:
1. Syetan IRI dengki kpd orang Tionghoa yg ulet dan terus menyalahkan org lain. Lalu menciptakan hantu komunis dimana mrk tdk tau bhw komunis justru memperhatikan org kecil dan menolak penjajahan. China memproduksi brg2 murah dgn semangat "komunis" yg mengantarnya sejajar dgn Amerika.
2. Syetan Kebencian muslim kpd org Kristen jg dipengaruhi oleh BACAANnya. Maaf apa yg dibacanya tdk boleh dishare krn akan dituduh menghina agama.
3. Syetan Kebodohan. Mrk tdk pernah mempelajari sejarah dengan baik bhkn menganilis kebenaran2 bacaannya. Mempercayai hoax dan provokasi dgn bgtu mudah bahkan berdoa sbb:
Oleh: Kang Hasan
Saturday, 30 December 2017
Belanja di warung pribumi
Tadi pagi saya belanja di pasar, beli bahan buat masak siang. Pertama beli ikan kakap. Penjualnya orang Batak. Istrinya Jawa. Terus, di tukang ikan lain saya beli ikan juga, untuk dibakar. Yang jual orang Sunda, istrinya Madura. Beli kelapa parut, yang jual orang Banten, tapi pemiliknya orang Minang. Beli bumbu sama orang Minang juga. Lalu beli sayur, genjer dan tauge, yang jual Sunda. Beli Mangga, yang jual Jawa. Kemudian beli telur, yang jual Cina.
Saya kebetulan tahu suku-suku penjual itu, baik dari logat maupun dari wajahnya. Tapi saya membeli barang mereka karena butuh. Saya belanja pada mereka karena mereka menyediakan kebutuhan saya.
Itu alasan waras untuk belanja.
Saya tidak pernah tahu apa agama mereka. Batak penjual ikan itu entah Islam atau Kristen. Uda penjual bumbu itu mungkin Islam, tapi mungkin juga bukan, karena bulan puasa sering saya lihat dia merokok. Koko penjual telur itu bisa jadi Kong Hu Cu, Kristen, Buddha, atau Islam.
Saya tidak pernah mau tahu apa agama mereka, karena bukan urusan saya. Saya belanja karena mereka menjual kebutuhan saya.
Ada orang-orang yang berkampanye untuk belanja pada orang pribumi saja, atau pada muslim saja. Bagaimana caranya? Tanya dulu agama penjualnya? Periksa KTP-nya? Lha, bagaiman kalau ternyata dia cuma Islam KTP?
Ada orang-orang yang mau hidup dengan cara yang pelik. Ketahuilah, mereka tidak sedang menjalankan ajaran Islam. Islam tidak mengajarkan hal-hal seperti itu. Mereka sedang menjalankan ajaran kebodohan.
By Hasan Abdulrahman