Friday, 2 November 2018

Sensasi kuliner Teppanyaki Ten Riyori - The Excelton Hotel Palembang

Memasuki akhir pekan pertama di bulan november ini. The Excelton Hotel Palembang, memperkenalkan kembali salah satu outlet terbaiknya yang berkonsep dan cita rasa authentic khas Jepang, Ten Ryori. 
 
Bagi anda pencita kuliner Jepang, Ten Ryori, yang berlokasi di lantai UL (Upper Lobby) ini menjadi satu - satunya restaurant Jepang di Kota Palembang yang menawarkan konsep private live cooking ala Teppanyaki yang tersedia di ruangan private dan sangat cocok untuk makan bersama keluarga, rekan bisnis, maupun kolega. 
 
 
Ten Ryori - The Excelton Hotel Palembang, menawarakan Teppanyaki dengan pilihan set menu yang lengkap di setiap paketnya, mulai dari pilihan menu daging(wagyu grade 9, U.S Beff Tenderloin, US beef Sirloin), pilihan seafood (Salmon, Gindara, Scallop, dsb), ayam, dan aneka sayuran, hingga makanan penutup. Selain hidangan ala Teppanyaki, anda juga dapat memesan pilihan menu khas jepag lainnya secara A la Carte mulai dari Sushi (Nigiri, Maki, Sashimi), Hidangan panggang atau Grilled (Robatayaki), pilihan Japanese Noddle (Sutamina Ramen , Shoyu Ramen, Misho Ramen, Seafood Ramen), dan berbagai pilihan menu jepang lainnya.
 
Sajian ala Tepanyaki di Ten Ryori - The Excelton Hotel Palembang ini dapat anda nikmati setiap harinya. Info dan reservasi (0711)416609 atau follow sosmed kami di @theexceltonhotelpalembang.
By. Markom Mgr - The Excelton Hotel Palembang.
Alan Yurullah (+6297897212290)

Monday, 2 July 2018

Jangan lupakan asal

Ada anak yg lupa kalo, dia tdk mungkin jadi seperti skrg tanpa ortunya
Ada cucu yg lupa kalo orang tuanya bisa sukses itu berkat kakek nenekny
Ada cucu yg bangga dgn harta ortunya, tapi lupa kalo itu sebagian warisan kakek neneknya. Ada cucu yg lupa, dia tdk mungkin hadir didunia tanpa campur tangan kakek dan nenekny
JANGAN LUPA ASAL. KASIHANI BELIAU YG MENUNGGU DIKAMPUNG AKAN KEHADIRANMU. MENANGIS MENGADU KESANA KEMARI RINDU DENGAN ANAK CUCU.
Tidakkah hatimu hampa menghabiskan harta, tapi melupakan asal usulmu sebenarnya. Mumpung masih diberikan kesempatan berbakti.

Wednesday, 20 June 2018

Kaum nyinyir

Sekumpulan kaum nyinyir
Saya tau ketika isi amplop thr saya di nyinyirin orang. Oh kok cuma segitu ya isinya, si A aja segini. Mulai deh membandingkan. Saya kasih tau ya, saya kerja keras buat keluarga saya. Itu utamanya. tapi ketika saya bisa memberikan rejeki saya ke orang lain segitu, saya anggap itu bonus dari Tuhan. Mengenai berapa banyak saya bisa kasih ke orang itu urusan saya dan hak pribadi saya. Dan yang jelas saya menyesuaikan dengan isi dompet saya artinya ya memang segitu kemampuan saya.
Saya gak akan kasih Anda anda semua dengan nilai yg fantastis agar supaya saya dapat pujian dari Anda Anda. No way. Saya gak haus pujian. Saya dapat pujian tapi sehabis itu saya ngutang kemana kemana? Sori yaa. Saya gak kayak kalian.
Mending saya kasih dikit tapi ikhlas, yaah walaupun masih tetap di katain 😑
Saya gak akan hidup dalam kepura puraan. Pura pura kaya, pura pura tajir, supaya dpt pujian sekampung, supaya dipandang orang, isi amplop thr buat dibagi tebal tapi habis itu mau beli tiket aja nggak sanggup, ngutang kemana2.
Yaah, jadi ya berusahalah untuk menahan diri untuk tidak nyinyir mengenai isi amplop orang, pemberian orang.
Kamu gak tau kan  gimana orang itu berusaha agar uangnya yg sedikit bisa cukup utk dibagi2? Kamu pikir yg dibagi kalian doang?
Udah ngasih aja di nyinyirin, apalagi nggak ya? Habis saya dikatain. 😌😌

Wednesday, 13 June 2018

Not Hiring Woman with Gaps

Hiring managers: if you are NOT HIRING WOMEN with gaps on their resumes due to child caring, you are making a big mistake. It is not the gap in their employment that is the problem, but the gap in your own judgment. 
1)    Gaps in resume do not mean gaps in talent, dedication, passion, loyalty. 
 2)    If a woman has an employment gap due to raising a child, that does not mean she has forgotten any of her skills. 
3)    Caring for a child is hard work, and should NOT be even counted as a gap at all – just like looking for work is hard work, too.
 4)    Women returning to workforce are very  loyal to their employers who hire them, - according to studies. 

 Shocker for some: these days more and more dads take career breaks to care for children. The above applies to these stay-home dads, as well. They have even harder time explaining their break to their employers. “I stayed at home to care for our two children” writes one dad. “When I tried to explain this to a recruiter, he asked ‘Don’t your children have a mother?’ I told him that raising children is the responsibility of both parents!” Please do not overlook resumes of people with gaps in employment.  The talent is a terrible thing to waste ! Agree ?

https://www.linkedin.com/feed/update/activity:6411997211210641408/

Monday, 4 June 2018

Gagal Fokus

Seorang Guru menuliskan ini di papan tulis : 
5 x 1 = 7 
5 x 2 = 10 
5 x 3 = 15 
 5 x 4 = 20 
5 x 5 = 25 
 5 x 6 = 30 
5 x 7 = 35 
 5 x 8 = 40 
5 x 9 = 45 
5 x 10 = 50 

Setelah selesai menulis dia balik melihat murid-muridnya yang mulai tertawa menyadari ada sesuatu yang salah. Pak gurupun bertanya : "Mengapa kalian tertawa?" Serentak mereka semua menjawab : "Yang nomor satu salaaaahhh Paaakk!" (tertawa bareng). Sejenak Pak guru menatap muridnya, tersenyum menjelaskan :
 "Saya memang sengaja menulis seperti itu agar kalian bisa belajar sesuatu dari ini. Saya ingin kalian tahu, bagaimana dunia ini memperlakukan kita. Kaliankan sudah melihat bahwa saya juga menuliskan hal yang benar sebanyak 9 kali, tapi tak ada satupun kalian yang memberi selamat. Kalian malah lebih cenderung menertawakan saya hanya untuk satu kesalahan. Hidup ini jarang sekali mengapresiasi hal-hal yang baik bahkan yang kita lakukan ribuan sekalipun. Hidup ini justru akan selalu mengkritisi kesalahan kita, bahkan sekecil apapun yang kita perbuat. Ketahuilah anak-anakku : "Orang lebih dikenal dari satu kesalahan yang ia perbuat, dibandingkan dengan seribu kebaikan yang ia lakukan". Semoga dari kesalah
an kita bisa memperbaiki diri lebih baik lagi.

Sunday, 20 May 2018

Jangan kaitkan teroris dengan Islam

Jangan Kaitkan Islam dengan Teroris

Kita tidak suka bila Islam dikaitkan dengan teroris. Tapi ingat, yang mengaitkannya adalah para teroris itu sendiri. Mereka justru ingin dilihat sebagai muslim. Mereka ingin dunia tahu bahwa yang mereka lakukan itu adalah ajaran Islam.

Jadi, kalau keberatan dengan pengaitan Islam dengan teroris, nyatakanlah keberatan itu kepada para teroris itu. Jangan kepada pihak lain. Jangan karang cerita bahwa pihak lain ingin menjelekkan citra Islam. Bagi para teroris tindakan mereka itu tidak jelek. Mereka bangga dengan itu.

Kenapa masih berfantasi ada pihak lain yang mengaitkan Islam dengan terorisme? Sudah jelas kok siapa yang mengaitkan. Alangkah kacaunya kalau ada teroris muslim, yang ingin menunjukkan bahwa aksi mereka itu sesuai ajaran Islam, tapi kemudian Yahudi dan Nasrani yang justru disalahkan. Kagak nyambung.

kang hasan