ILUSTRASI DEFINISI KUALITAS PELAYANAN (SAMUEL/UCEO)
DEFINISI KUALITAS PELAYANAN
Berikut
ini terdapat beberapa definisi kualitas pelayanan yang disampaikan oleh
beberapa tokoh. Definisi-definisi tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Kualitas pelayanan menurut J Supranto
Menurut
Supranto, kualitas pelayanan adalah sebuah hasil yang harus dicapai dan
dilakukan dengan sebuah tindakan. Namun tindakan tersebut tidak
berwujud dan mudah hilang, namun dapat dirasakan dan diingat. Dampaknya
adalah konsumen dapat lebih aktif dalam proses mengkonsumsi produk dan
jasa suatu perusahaan.
2. Kualitas pelayanan menurut Fandy Tjiptono
Menurut
Tjiptono, kualitas pelayanan adalah suatu keadaan dinamis yang
berkaitan erat dengan produk, jasa, sumber daya manusia, serta proses
dan lingkungan yang setidaknya dapat memenuhi atau malah dapat melebihi
kualitas pelayanan yang diharapkan. Menurut Tjiptono, definisi kualitas
pelayanan ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang dibarengi dengan
keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaiannya agar dapat
memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan tersebut. Dalam kualitas
pelayanan yang baik, terdapat beberapa jenis kriteria pelayanan, antara
lain adalah sebagai berikut :
- Ketepatan waktu pelayanan, termasuk didalamnya waktu untuk menunggu selama transaksi maupun proses pembayaran.
- Akurasi pelayanan, yaitu meminimalkan kesalahan dalam pelayanan maupun transaksi.
- Sopan santun dan keramahan ketika memberikan pelayanan.
- Kemudahan
mendapatkan pelayanan, yaitu seperti tersedianya sumber daya manusia
untuk membantu melayani konsumen, serta fasilitas pendukung seperti
komputer untuk mencari ketersediaan suatu produk.
- Kenyaman
konsumen, yaitu seperti lokasi, tempat parkir, ruang tunggu yang
nyaman, aspek kebersihan, ketersediaan informasi, dan lain sebagainya.
3. Kualitas pelayanan menurut Wyckof
Menurut
Wyckof, kualitas pelayanan adalah sebuah tingkat keunggulan yang
diharapkan, serta berkaitan dengan hal itu adalah tindakan pengendalian
atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi harapan konsumen. Wyckof
melihat kualitas pelayanan tidak dipandang berdasarkan sudut pandang
produsen melainkan dari persepsi orang yang menerima pelayanan. Hal ini
karena konsumen yang merasakan dan mengkonsumsi pelayanan yang diberikan
tersebut, sehingga konsumen mampu menilai dan menentukan kualitas
pelayanan. Dengan demikian maka kualitas pelayanan yang baik maupun
buruk tergantung pada konsistensi kemampuan produsen dalam memenuhi
harapan para konsumennya.
4. Kualitas pelayanan menurut Ratminto dan Atik
Menurut
Ratminto dan Atik, tolok ukur keberhasilan pelayanan ditentukan oleh
tingkat kepuasan penerima layanan. Sedangkan tingkat kepuasan penerima
layanan ini akan dapat diperoleh apabila seorang penerima layanan
tersebut mendapatkan jenis pelayanan sesuai dengan yang mereka harapkan
dan butuhkan. Dengan demikian maka kebutuhan penerima layanan harus
sebisa mungkin dipenuhi agar diperoleh kepuasan.
5. Kualitas pelayanan menurut Philip Kotler
Menurut
Kotler, kualitas pelayanan adalah sebuah kinerja yang dapat ditawarkan
oleh seseorang kepada orang lain. Kinerja ini dapat berupa tindakan yang
tidak berwujud serta tidak berakibat pada kepemilikan barang apapun dan
terhadap siapapun. Poin utamanya adalah pelayanan merupakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh seorang penjual kepada pembeli /
konsumennya demi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perilaku
tersebut bertujuan pada tercapainya kepuasan pelanggan itu sendiri.
Sebuah pelayanan dapat dilakukan pada saat konsumen memilih produk
maupun setelah selesai melakukan transaksi pembelian produk. Kualitas
pelayanan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi
perusahaan karena akan menjadi pelanggan yang royal dan memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
DIMENSI KUALITAS PELAYANAN
Kualitas
pelayanan memiliki beberapa dimensi atau unsur kualitas pelayanan.
Unsur-unsur kualitas pelayanan merupakan hasil temuan penelitian dari
teori kualitas pelayanan yang disampaikan oleh A. Pasuraman. Sebagai
salah satu tokoh pionir dalam pengukuran kualitas pelayanan, Pasuraman
mencetuskan dimensi servqual. Dimensi ini dibuat untuk mengukur kualitas pelayanan dengan menggunakan suatu kuisioner. Teknik servqual dapat mengetahui seberapa besar jarak harapan pelanggan dengan ekspektasi pelanggan terhadap pelayanan yang diterima. Servqual memiliki 5 dimensi, diantaranya adalah :
1. Tangibles
Tangibles
adalah bukti konkret kemampuan suatu perusahaan untuk menampilkan yang
terbaik bagi pelanggan. Baik dari sisi fisik tampilan bangunan,
fasilitas, perlengkapan teknologi pendukung, hingga penampilan karyawan.
2. Reliability
Reliability
adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan harapan konsumen terkait kecepatan, ketepatan waktu, tidak ada
kesalahan, sikap simpatik, dan lain sebagainya.
3. Responsiveness
Responsiveness
adalah tanggap memberikan pelayanan yang cepat atau responsif serta
diiringi dengan cara penyampaian yang jelas dan mudah dimengerti.
4. Assurance
Assurance
adalah jaminan dan kepastian yang diperoleh dari sikap sopan santun
karyawan, komunikasi yang baik, dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga
mampu menumbuhkan rasa percaya pelanggan.
5. Empathy
Empathy
adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada
pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengetahui keinginan konsumen secara
akurat dan spesifik.
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Kualitas
pelayanan tidak hanya diharapkan dan dinilai dari perusahaan-perusahaan
yang menjual produk yang diinginkan. Salah satu tempat yang memerlukan
perhatian terkait kualitas pelayanannya adalah instansi pemerintahan.
Kerap kali kita mengeluh tentang pelayanan di instansi pemerintahan yang
cenderung kurang atau tidak memenuhi kriteria yang diharapkan. Namun
pada dasarnya standar kualitas pelayanan di instansi pemerintahan telah
memiliki standar-standar tersendiri yang harus dipenuhi.
Beberapa
pelayanan yang kerap harus diperhatikan untuk pelayanan masyarakat
diantaranya adalah di bidang kualitas pelayanan kesehatan, kualitas
pelayanan jasa, kualitas pelayanan prima, kualitas pelayanan hotel,
kualitas pelayanan akademik, dan kualitas pelayanan bank. Beberapa
instansi seperti rumah sakit, bank, hotel, dan universitas, memiliki
standar kualitas pelayanan masing-masing. Namun umumnya masyarakat juga
memiliki penilaian dan harapan kualitas pelayanan tersendiri dari
masing-masing instansi tersebut.
Kualitas pelayanan menurut harapan pelanggan
Menurut
Valarie Zeithaml dan Mary Bitner, tingkatan kualitas pelayanan yang
diharapkan oleh pelanggan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Desired service
Tingkatan
ini adalah harapan pelanggan terkait pelayanan yang diinginkan, yaitu
kepercayaan pelanggan tentang pelayanan yang diterima dengan pelayanan
yang seharusnya diterima.
2. Adequate service
Tingkatan
ini adalah ketika pelanggan menerima pelayanan, hal ini juga berkaitan
dengan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan
pelayanan dari pelanggan tersebut.
CARA MENGUKUR KUALITAS PELAYANAN
Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, di
antaranya adalah dengan melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan yang
dilakukan secara berkala. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan umpan balik dari pelanggan
Banyak cara yang dapat dilakukuan untuk mendapatkan feedback dari pelanggan, diantaranya seperti mengadakan survei kepada pelanggan, dan follow up kepada pelanggan setelah memberikan pelayanan, cara ini dapat dilakukan melalui email. Cara lainnya adalah uji coba produk kepada pelanggan, aktif di sosial media, memberikan diskon atau benefit
lain kepada pelanggan atas penghargaan masukan yang telah diberikan,
serta memanfaatkan teknologi untuk memantau perkembangan usaha seperti
melalui website, google analytics, dan lain sebagainya.
2. Melakukan evaluasi perusahaan
Cara-cara
yang dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi diantaranya adalah
melalui survei dengan cara berfokus pada hal-hal yang paling penting
untuk diketahui. Survei dapat dilakukan untuk mengetahui rasa empati
atau kepedulian kepada pelanggan, mengukur tingkat kemampuan suatu
perusahaan terkait kehandalan dan cepat tanggap, serta mengetahui
pelayanan dan kualitas produk berdasarkan pengalaman konsumen secara
langsung seperti fungsi produk, tingkat kebersihan, penampilan karwayan,
dan lain sebagainya.
3. Memperbaiki pelayanan perusahaan
Memperbaiki
kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara memberikan standar
pelayanan perusahaan yang jelas kepada karyawan, melatih karyawan agar
menjadi seseorang yang bertanggung jawab, cepat tanggap, dan memiliki
etos kerja yang tinggi. Jika memungkinkan, dapat dengan memberikan bonus
kepada karyawan yang berprestasi. Selain itu, memberikan kemudahan
kepada pelanggan dalam menyampaikan masukannya adalah hal yang perlu
untuk dilakukan. Namun akan lebih baik apabila semua usaha perbaikan
kualitas pelayanan perusahaan ini agar dilakukan secara berkelanjutan.