Sunday, 19 July 2015

Suka ya tonton, gak suka yah pindahin channel !

Ini adalah tulisan Arham Kendari di kompasiana....
Suka sekali sama tulisan Om satu ini...yaa emang saya lagi muak banget  tontonan televisi nasional kita. Rasanya saya udah gak sabar untuk punya uang dan pasang tv kabel ajah. sekarang sama suami paling nonton metro tv, dan on the spot di Trans Tujuh, karena menurut saya cuma dua channel itu yang memiliki tontonan yang bermanfaat. Dulu anak saya si Dzaki(6 tahun), sempet suka banget sama film Naruto, tapi Alhamdulillah pelan pelan saya bisa kasih pengertian..akhirnya dia gak nonton lagi. Cuma si Kak Tara(3 SMP) jaja yang belom bisa berpaling dari Naruto. Paling paling yang di tonton sekarang cuma SpongeBob aja dan Masha sekali sekali atau Curious George. Kalo saya dan suami sekarang juga lagi tergila gila sama Preman Pensiun. Di banding sinteron yang laen, yang ini lebih mendidik. dan kocak lagi...Nyesel pokoknya yang gak nonton. Sama kalo Di bawah Lindungan Aba itu juga bagus tuh..jempol. Kalo yang lain hadehhh...bikin dosa ajah. Apalagi sekarang lagi deras derasnya film impor dari India. ampun dehhhh..Belom lagi acara gosip..ampun dijeeeee...


sebenernya serba salah juga sih, kalau mau pasang TV kabel, saya takutnya anak saya Si Atha(5 tahun) balik lagi kayak dia sebelumnya yaitu ngomongnya bahasa Inggris melulu secara dulu dulu tontonan dia yang berbahasa inggris semua. Setahun belakangan ini kemajuan Atha sudah sangat jauh, kosakata dalam bahasa Indonesia sudah banyak walaupun belom sebanyak anak usia dia. Kalau kabel tv kan bahasa nya bahasa Inggris semua, nanti gagal lagi deh terapi kita hiks hiks..mana si Balqies juga sepertinya telat wicara juga... hiks serba salah. yah kita liat aja nantilah hehehe....

 link asli di bawah ini , gambar di copas dari link tersebut... Ide gambarnya menurut saya luar biasa.. mengena sekali.
http://www.kompasiana.com/arhamkendari/inilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside_552a97896ea834744e552d4b

Disadari atau tidak, inilah tontonan hiburan yang mengisi hari-hari kita, sekaligus tuntunan moral bagi putra-putri kita. Maaf, karena gambar ini saya buat  sekadar lucu-lucuan, jadi mohon menyikapinya jangan dibawa serius. Hehehe.. Sebagian dari kita mungkin tak mau repot, gemar menyederhanakan masalah, salah satunya dengan mengatakan : "suka, ya nonton. Gak suka, ya pindahin channel". Atau mengatakan "kuasa di tangan kita yang pegang remot, gitu aja repot". Ya itu memang solusi, tapi maaf, itu solusi jangka pendek. Okelah konten yang saya kritisi berikut dikerjakan oleh tim-tim kreatif dengan proses yang tidak mudah.

Hasilnya juga menafkahi banyak orang. Tapi, bukankah naif rasanya jika hanya memikirkan nasib orang-orang dibaliknya tapi mengabaikan jutaan rakyat Indonesia yang mungkin saja resah dan sudah masuk dalam kategori muak dengan tayangan-tayangan yang kebanyakan pembodohan massif tersebut? Yang perlu diingat, televisi memancar melalui frekuensi dengan sumber daya terbatas, ada tanggung jawab dan kode etik yang mengikut. Jadi jawaban "pindah channel" juga sebenarnya kurang tepat. Permasalahannya tidak sesimpel suka gak suka atau pindah channel. Kalo tak empati masalah ini, niscaya kita cenderung jadi masyarakat yang permisif dan oke-oke saja menerima budaya merusak, membiarkan anak-anak kita tiap hari dicekoki tontonan orang teraniaya dari segi fisik dan ucapan. Saya memang cuma bisa mengkritik lewat gambar, tak pandai membuat program tandingan. Tapi barangkali inilah secuil usaha yang saya niatkan kiranya bisa memberi andil dalam meperbaiki moral generasi, setidaknya keluarga saya sendiri sebagai orang terdekat. Tapi lagi-lagi ini kembali ke diri kita masing-masing sebagai pemirsa. Toh kritikan ini sekadar pendapat subyektif saya, dan bagaimanapun pendapat manusia bukanlah ayat ilahi yang tak bisa disangkal kebenarannya. Orang yg berpikir, niscaya tau mana yang lebih mendatangkan manfaat ataupun mudharat. *lah, kok malah saya yang bawa serius?* haha..






No comments:

Post a Comment